Senin, 25 Oktober 2010

Darah

PENDAHULUAN
Darah secara tradisional diklasifikasikan sebagai suatu bentuk jaringan ikat dimana bahan intersellulernya berupa cairan.  Didekat jaringan ikat, bukan berarti seperti jaringan ikat pada umumnya, dalam arti  bahwa jaringan (darah) ini berperan didalam mempertahankan komunikasi antara jaringan tubuh dengan O2 atmosfir yang berada didalam paru, suatu ikatan yang esensial untuk kehidupan sel-selnya secara terus menerus dari organisme tingkat tinggi.  Darah juga berfungsi untuk mendistribusikan hormon-hormon.  Dengan demikian darah juga penting untuk fungsi integrative dari sistem endokrin.  Oleh sebab itu walaupun diklasifikasikan sebagai jaringan ikat, beberapa penulis perlu menambah kata KHUSUS dibelakangnya, sehubungan dengan fungsinya yang khusus tersebut.  Dengan perkataan lain darah termasuk jaringan ikat khusus.

Asal mula :
Seperti berbagai jenis jaringan ikat yang lain maka darah maupun pembuluh darah berasal dari mesenchym embryonal ( embryonic mesenchym ).  Pada waktu permulaan, sel-sel mesenchym berbentuk bintang yang tak teratur yang saling dihubungkan satu sama lain oleh prosessus sitoplasmatisnya.  Ruangan luas diantara badan dan sel mesenchym tersebut berisi suatu bahan interselluler yang pada tahap paling dini, baik sel-sel endothel dari pembuluh darah maupun darah, timbul secara persamaan dari unsur yang sama yaitu mesenchym didalam apa yang disebut pulau-pulau darah ( blood island) dari yolk sac.  Disamping itu, mesenchym juga menghasilkan bahan interselluler.  Dengan demikian semua jaringan ikat dari tubuh, tersusun dari sel dan bahan interselulernya bersifat gel yang kaku (firm gel), pada tulang keras karena adanya timbunan calcium.  Darah secara tradisional, diklasifikasikan sebagai bentuk jaringan ikat dimana bahan intersellulernya berbentuk cairan. 

STRUKTUR DARAH
Darah merupakan cairan merah yang beredar didalam sistem pembuluh darah tertutup.  Seperti jaringan ikat pada umumnya, darah tersusun oleh 2 jenis komponen yaitu :
  1. Unsur yang berbentuk ( formed element ) = sel-sel darah  = free cells = blood cells = blood corpuscle , yang terdiri dari 3 macam :eritrosit  
                                                                                          Leukosit
                                                                                           Platelet
  1. Unsur yang tidak berbentuk, bahan interselluler yaitu plasma darah yang berupa cairan.

KEGUNAAN MEMPELAJARI DARAH
Pengetahuan histologi normal dari darah adalah sangat penting untuk kalangan kedokteran ( baik mahasiswa/dokter/perawat ) karena tidak ada jaringan yang diperiksa begitu sering seperti halnya darah untuk tujuan diagnostik.  Pemeriksaan hapusan darah dengan disertai pewarnaan, tidak hanya memberi informasi tentang sejumlah penyakit yang primer memang mempengaruhi darah dan organ pembentuk darah ( hemopoetic tissue).  Misalnya : anemia, leukemia dan lain-lain, tetapi juga dapat untuk mengetahui adanya intoksikasi bahan kimia misalnya benzen dan lain-lain, disamping itu juga untuk mengetahui kemungkinan terinfeksi oleh virus,bakteri atau parasit misalnya mono nucleosis, septicemi, malaria dll.  Pemeriksaan unsur berbentuk ( blood corpucle ) dari darah mempunyai arti klinis yang penting karena bentuk/morfologi, jumlah dan perbandingan antara berbagai jenis sel darah merupakan indikator dari berbagai kelainan patologis didalam tubuh.  Pemeriksaan darah secara periodik memungkinkan seorang dokter untuk menentukan beratnya suatu penyakit, mengikuti perjalanan penyakit, untuk menilai efektifitas pengobatannya. 

HAPUSAN DARAH DAN PEWARNAAN
Walaupun beberapa ciri / gambaran dari unsur berbentuk yaitu sel-sel darah sudah dapat dilihat pada waktu darah segar namun untuk melihat gambaran unsur tersebut lebih jelas, dilihat setelah dilakukan fiksasi dan pewarnaan.  Untuk sel-sel darah ( dan juga sumsum tulang ) diamati pada sediaan-sediaan hapusan.  Setetes darah/sumsum tulang diletakkan pada sebuah obyek glass.  Dengan menggunakan obyect glass yang lain ( dengan posisi 45 derajad) tetesan darah tadi dihapuskan sehingga terbentuklah sebuah film tipis, dimana sel-sel darahnya tidak bertumpuk-tumpuk, sehingga bisa diamati dengan baik.  Setelah dikeringkan maka film darah ini diwarnai dengan pewarnaan yang dikehendaki.  Pewarnaan menggunakan pewarnaan khusus, yang pertama kali ditemukan oleh Dimitro Romanovsky (1891).  Pewarnaan khusus tersebut menggunakan campuran bahan dasar larutan methylene blue dan Eosin dalam perbandingan tertentu.   Pada waktu sekarang, digunakan berbagai pewarnaan menurut penemunya, misalnya Leishman Wright dan Giemsa, yang pada dasarnya tetap menggunakan komponen dasar yang digunakan oleh Romanovsky, hanya mengalami modifikasi.  Perlu diingat, bahwa apa yang dilihat di hapusan darah, ukurannya lebih besar dibanding bila berada didalam darah segar, kecuali eritrosit. 

UNSUR/BAHAN YANG TIDAK BERBENTUK : plasma darah
Plasma adalah suatu larutan aquous yang mengandung zat-zat yang mempunyai berat molekul baik besar maupun kecil, yang merupakan 10 % volumenya.  Protein-protein plasma sebanyak 7 %, garam-garam anorganik 0,9 % sedang sisanya sebanyak 10 % adalah senyawa organik dari berbagai asal : asam amino, vitamin, hormon lipid dan sebagainya.  Melalui dinding kapiler, plasma berada dalam keadaan keseimbangan dengan cairan interstitial jaringan.  Susunana plasma biasanya merupakan indikator susunan rata-rata cairan ekstra sel pada umumnya.  Protein-protein plasma dapat dipisahkan dengan ultra sentrifuge.

UNSUR BERBENTUK DARI DARAH
Seperti telah disebutkan bahwa unsur berbentuk (formated element) dari darah terdapat eritrosit, leukosit dan platelet.



ERITROSIT = ERYTHROCYTES = RED BLOOD CORPUSCLE ( RBC)
Untuk memudahkan penulisan selanjutnya, kita gunakan istilah eritrosit dalam red blood corpuscle yang disingkat dengan RBC.  Disebut demikian karena tampak warna kemerah-merahan.  RBC merupakan sel yang telah alami diferensiasi tinggi dan fungsi yang khusus yaitu untuk transportasi O2.  Pada vertebrata tingkat rendah misal : ikan. Amphibi, reptil, burung dan juga RBC muda, RBC merupakan sel yang berinti.  Tetapi pada seluruh mamalia, termasuk manusia, dan RBC yang telah alami pemasakan (maturasi), RBC merupakan sel yang unik karena sel ini dalam keadaan normal tidak mengandung inti, golgi apparatus, centriole, granular endoplasmic reticulum dan mitochondria.  Pada sediaan darah segar, bila diamati dengan mikroskop, satu RBC berwarna kuning kehijauan ( oleh karena mengandung Hb. 33% ) dan bila bergerombol, berwarna merah, yang merupakan warna khas dari darah.  Pada sediaan kering dengan pewarnaan Wright, sel ini bersifat acidofil dan berwarna orange atau merah muda.  Setiap RBC berbentuk cakram bikonkaf.  Bentuk ini memberi RBC permukaan yang luas, 25% lebih luas daripada bila ia bentuk bola.  Hal ini memperlancar pertukaran gas, yang terjadi pada permukaan sel.  Gas-gas yang diangkut RBC yaitu O2 dan CO2, diikat pada hemoglobin.  Pada penyakit tertentu RBC manusia yang berada dalam sirkulasi, bentuknya tidak lagi demikian tetapi dapat alami perubahan.  RBC bersifat lentur (elastis, fleksibel), yang memungkinkannya untuk menyesuaikan diri ( mudah berubah bentuk ) sewaktu berjalan di kapiler yang kadang-kadang bentuknya tidak teratur dan berlumen sempit.  Disamping itu dengan adanya sifat RBC yang lentur dan tidak kaku ini memungkinkan viskositas darah tetap rendah.  RBC berdiameter 7,2-7,5 mikron, tebal ( dibagian perifer ): 1,9 mikron, dan luas permukaan 140 mikrometer persegi.  Tetapi RBC dalam keadaan hidup dan tidak dilakukan proses dehidrasi, mempunyai diameter lebih besar yaitu 8,5 mikron.  Jumlah RBC adalah jauh lebih banyak dibanding unsur berbentuk darah yang lain.  Normal pada orang dewasa pria sekitar 5-5,5 juta RBC/mm3.  Bila dihitung seluruh RBC maka jumlahnya = 3x10  13.  Apabila manusia berada pada daerah berdataran tinggi dalam waktu yang lama, jumlah RBC akan meningkat.  Jumlah total seluruh permukaan RBC sangat menakjubkan yaitu sekitar 3500 m2.  Daerah seluas ini RBC cukup mampu untuk melaksanakan fungsinya yaitu pertukaran gas antara RBC disatu pihak dengan plasma dan udara.

MEMBRANA PLASMA = PLASMALEMMA
Setiap RBC dilapisi oleh membran plasma ( plasmalemma ), tang terdiri dari protein, karbohydrat dan lipid, yang memberi bentuk RBC seperti cakram serta memberi sifat RBC elastis.  Membran sel juga berperan sebagai barier semipermiabel, mempertahankan perbedaan kadar Na dan K antara plasma dan intrasel (RBC).

RETICULOCYT
RBC-RBC yang baru dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sumsum tulang, masih mengandung ribosomal RNA (r-RNA).  r-RNA ini adalah menunjukkan sisa-sisa dari alat-alat untuk sintesa protein.  Sel demikian, dimana menunjukkan RBC yang baru dikeluarkan oleh sumsum tulang ke dalam sirkulasi darah dan masih belum masak (immature) dinamakan reticulocyt.  Dengan pewarnaan supravital misalnya Brilliant Cresyl Blue, tampak anyaman halus ( reticulum) didalam sitoplasma retikulosit.  Sebanyak 1% dari seluruh jumlah RBC yang setiap harinya diganti oleh sumsum tulang.  Jadi ritikulosit adalah sel termuda didalan darah perifer. 

ROULEAUX FORMATION
RBC mempunyai kecenderungan untuk melekat satu sama lain sepanjang permukaan konkafnya, sehingga membentuk deretan semacam tumpukan uang logam.  Phenomena ini disebut Rouleaux Formation ( Perancis : Rouleaux , Inggris : Stack of coin ), yang dapat terjadi secara spontan bila sirkulasi darah dalam stasis atau darah keluar/dikeluarkan dari sirkulasi dan dibiarkan sejenak.  Walaupun penyebab yang pasti belum diketahui, banyak yang menduga disebabkan karena daya tarik permukaan (tegangan permukaan = surface tension ).

HEMOGLOBIN DAN STROMA
Secara kimiawi, RBC mengandung senyawa lipid dan protein colloidal complex yang disebut hemoglobin (Hb).  Hb terdiri dari 4 sub unit, yang masing-masing terdiri dari Hem yang dihubungkan dengan Globin.  Hem adalah derivat porphyrin yang mengandung besi (Fe).  Globin adalah merupakan suatu polypeptida (protein).  Tergantung jenis polypeptida maka dikenal bermacam-macam Hb. Antara lain : Hb A, Hb A2, Hb F.  Sekitar 90-96% Hb orang dewasa terdiri dari Hb A ( adult) sedang sisanya bisa berupa Hb A2 dan atau Hb F.  Tugas utama pigmen Hb ini adalah transfer oksigen dari paru ke jaringan, transfer CO2 dari jaringan ke paru dan membantu sistem buffer dalam darah.  Bentuk RBC yang biconcaf, sebagian ditentukan oleh Hb dan bentuk tersebut adalah sangat efisien untuk keluar masuknya gas.  Hb mempunyai daya untuk mengikat oksigen secara cepat dan refersibel, membentuk oxy-hemoglobin.  Karena dalam paru, tekanan parsial dari O2 dalam udara alveoli lebih tinggi dari pada vena (pulmonalis) maka O2 mudah terikat oleh Hb, oksigen kemudian dibebaskan dari Hb dalam jaringan dimana tekanan parsial dari O2 lebih rendah dari pada darah arteri yang mengandung O2.  Disamping pigmen Hb sebagian ikut menentukan bentuk RBC yang bikonkaf, ia juga menyebabkan RBC berwarna merah dan bersifat acidophyl ( karena 96% Hb terdiri dari globin, suatu protein ).  Sebagai bukti bahwa Hb ikut menentukan sebagian dari bentuk RBC, terlihat pada penyakit hereiter/genetik yaitu penyakit sickle cell anemi.  Pada penyakit ini, RBC berbentuk seperti bulan sabit akibat perubahan struktur kimiawi dari Hb.  Disamping Hb, RBC mengandung stroma lipoprotein.  Stroma inilah yang bertanggung jawab akan bentuk RBC, selanjutnya bentuk RBC tersebut dipertahankan dengan menggunakan energi, yaitu ATP, yang dihasilkan dari proses glikolisis. 

CRENATION, BLOOD GHOST, HEMOLISIS
Dalam keadaan normal, RBC berada dalam keseimbangan osmotik dengan plasma.  Jika kadar plasma meningkat akibat penguapan atau bila darah ditambah dengan larutan hypertonis maka timbul krenasi dari RBC.  Hal ini akibat keluarnya air dari RBC ke dalam plasma sehingga menyebabkan bentuk RBC seperti durian.  Sebaliknya, bila plasma menjadi encer, air memasuki RBC sehingga bengkak dan bentuknya bulat tidak lagi cakram.  Jika hal ini terus berlangsung, Hb keluar ke dalam plasma dan RBC kehilangan warna merahnya, berubah menjadi pucat disebut sel hantu (blood ghost = blood shadow = ghost cell).  Jadi pada blood ghost, RBC tinggal plasmalemma atau kulit sisanya saja, yang kosong tanpa Hb dan hanya ada stroma saja.  Keluarnya Hb dari RBC disebut hemolysis atau lacking. Hemolysis bisa juga terjadi akibat bahan yang merusak plasmalemma.  Bahan demikian disebut hemolysin atau agen hemolitik (hemolitic agent).


AGLUTINASI, AGLUTININ, ABO SYSTEM
Aglutinasi atau penggumpalan dari RBC dapat disebabkan oleh berbagai bahan, yang dapat terjadi didalam sirkulasi darah akibat keadaan patologis.  Aglutinin yang berada didalam plasma dari beberapa orang, dapat menyebabkan aglutinasi RBC.  Bentuk aglutinin merupakan dasar untuk menentukan 4 golongan dari ( A, B, O, AB = ABO system ). 

ANISOSITOSIS, MIKROSIT, MAKROSIT POIKILOSITOSIS :
Pada keadaan patologis tertentu, tidak hanya jumlah, tetapi juga besar, bentuk dan kandungan Hb didalam RBC banyak alami perubahan.  Apabila pada suatu keadaan, banyak dijumpai RBC yang besarnya/ukurannya abnormal/tidak sama maka disebut ANISOSITOSIS. Bila diameter RBC lebih kecil dari 6 mikron disebut mikrosit, dan lebih besar dari 9 mikron disebut makrosit atau megaloblast.  Apabila dijumpai bentuk RBC yang abnormal ( distorsi dalam bentuk ) disebut poikilositosis.

HYPOCHROME, NORMOCHROME
Apabila kecepatan pembentukan RBC lebih cepat daripada sintesa Hb, akan terjadi keadaan, dimana dihasilkan RBC dengan kadar Hb yang kurang dari normal.  Sel-sel RBC yang demikian, tampak lebih pucat (hypochrome) daripada RBC dalam keadaan normal (normochrome).

BADAN HOWELL- JOLLY, CINCIN CABOT
Kadang-kadang, terutama pada keadaan sakit, fragmen-fragmen inti (mengandung DNA) tetap ada didalam RBC.  Setelah intinya dikeluarkan, yang terjadi pada akhir perkembangannya, sisa-sisa inti ini menunjukkan reaksi Feulgen-positif.  Seringkali mereka mempunyai bentuk dengan satu atau dua granula kecil (berukuran 1 mikron) dan dinamakan Howell-Jolly bodies (badan).  Bila mereka tampak seperti filamen yang melingkar, mereka dinamakan cabot ring (cincin).

Masa hidup RBC      
Pendewasaan RBC didalam sumsum tulang berlangsung sekitar 7 hari.  Didalam darah perifer, pada umumnya inti RBC sudah hilang RBC.  Kehilangan mitochondria dan ribosomnya sewaktu pematangan reticulocyte menjadi sel-sel dewasa (RBC), suatu proses yang berlangsung 24-28 jam.  Secara kontinue, RBC tergantung pada system glicolisis anaerob dan pentosa fosfat pathway.  RBC tidak dapat mensintesa Hb karena mereka tidak mempunyai inti dan organel-organel lain yang diperlukan untuk sintesa protein.  RBC manusia dapat hidup dalam sirkulasi sekitar 120 hari.  RBC sel-sel retikulo endothelial ( di limpa dan sumsum tulang ).


LEKOSIT
Seperti juga RBC, lekosit beredar didalam aliran darah.  Namun, berbeda dari RBC yang melakukan tugasnya didalam aliran darah, lekosit melaksanakan pekerjaannya didalam jaringan-jaringan  didalam tubuh.  Dengan cara diapedesis, ia dapat meninggalkan pembuluh-pembuluh  darah yang kecil-kecil menembus dindingnya melalui celah-celah sempit antara sel-sel endothel dan masuk ke dalam jaringan-jaringan.  Lekosit terdiri dari bermacam-macam, dan masing-masing jenis mempunyai fungsi yang berbeda-beda didalam tubuh.  Jumlah lekosit, pada orang dewasa normal sekitar 4000 – 11. 000 / mm3.
Jumlah ini bervariasi tergantung usia dan tiap saat dalam sehari.  Oleh sebab itu, bila jumlah lekosit bervariasi, secara klinik tidak bermakna.  Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah lekosit jauh diatas normal, secara klinis baru bermakna.  Apabila jumlah lekosit lebih banyak dari normal, disebut lekositosis, sebaliknya bila kurung dari normal disebut lekopeni.  Lekositosis, secara fisiologis (jadi tidak patologis) misalnya dapat terjadi pada orang yang melakukan latihan jasmani berat, masa partus dan neonatus.  Sedang lekositosis akan terjadi pada keadaan patologis misalnya infeksi akut dimana lekosit dapat mencapai 20.000- 40.000/mm3 (appendicitis dan pneumonia).  Disamping itu, lekositosis dapat terjadi pada kerusakan jaringan (luka bakar), kelainan metabolik (uremia), leukemia dan lain-lain.
Pada waktu lahir 15-25.000 dan menjelang hari keempat jumlahnya turun sampai 12.000.  Pada usia 4 tahun, jumlah rata-rata sekitar 8.000 dengan batas maksimal, normal 12.000.  Jumlah lekosit mencapai nilai dewasa normal pada usia sekitar 12 tahun.

Klasifikasi :
Berdasarkan ada tidaknya butir-butir (granula ) spesifik pada sitoplasmanya, lekosit dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu : Granulosit dan Agranulosit.  Istilah ini tetap berlaku walaupun sekarang diketahui bahwa non granular lekosit dapat juga mempunyai sedikit granula.  Berdasarkan sifat granula sitoplasma terhadap reaksi pewarnaan, granular lekosit dibedakan menjadi 3 macam.  Lekosit dengan granule spesifik yang bereaksi kuat dengan pewarnaan asam disebut Acidophilic granula lekosit atau karena eosin merupakan bahan warna yang pada umumnya digunakan, disebut juga eosinophilic granuler lekosit dan sekarang biasa disebut dengan kependekannya yaitu EOSINOPHYL.  Lekosit dengan granula yang tercat secara intensif dengan warna basa disebut BASOPHYL.
Lekosit dengan granula spesific yang tidak bereaksi secara nyata /jelas, baik dengan Ph acidophyl maupun basophyl disebut Neutrophilic granuler lekosit atau disingkat NETROPHYL.  Netrophyl juga biasa disebut sebagai polymorph, kependekan dari poly morpho nuclear lekocyte, istilah mana untuk menunjukkan bahwa disamping netrophil mempunyai granula sitoplasma, juga menunjukkan bisa dalam berbagai bentuk, bisa 1 – 5 lobus.  Istilah polymorph selanjutnya disingkat menjadi PMN.  Karena itu kita dapat menyebut Netrophil dengan polt morph dan PMN.  Disamping polymorphonuclear (yaitu netrophil), tentu ada lekosit yang mononuclear, dimana intinya satu bentuk, tidak bermacam-macam bentuk.  Dengan demikian, bila lekosit digolongkan berdasarkan morphologi inti, terdapat PMN dan mononuclear lekosit.

Terdapat 2 macam non granular (Agranular) lekosit :
  1. Limphosit, lebih banyak dan ukurannya lebih kecil, didapatkan baik didarah maupun limphe.
  2. Monosit, lebih besar dan jumlahnya sedikit.


Ringkasan klasifikasi lekosit sebagai berikut :
Lekosit :  Granuler lekosit : Netrofil (polymorph, PMN)
                                             Eosinophil
                                              Basophil
                 Non (a) granuler
                  Lekosit             : limfosit
                                             Monosit
Selain klasifikasi tersebut, berdasar asal usulnya lekosit.

GRANULAR DAN AGRANULAR LEKOSIT
Granular lekosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, didalam sitoplasmanya terdapat granula yang khas hanya dipunyai oleh masing-masing jenis pada Eosinophil, Basophil dan Netrophil.  Granula-granula sitoplasma ini mempunyai afinitas terhadap zat warna spesifik untuk ketiga jenis granular lekosit tersebut.  Kespesifikan granula meliputi ukuran, bentuk afinitas terhadap pewarnaan dan gambaran ultrastruktur/EM.  Granula sitoplasma dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat didalam jenis lekosit tertentu dan pada sebagian besar precursornya.    Disamping granula spesifik, didalam sitoplasma terdapat granula azurofilik.  Kedua jenis granula ini dibentuk didalam golgi apparatus, tetapi pada tempat-tempat yang berlainan.

NETROFIL = PMN LEKOSIT = POLYMORPH = HETEROFIL
Netrofil dibuat, disimpan dan dilepaskan di sumsum tulang dalam waktu 7 hari, kemudian beredar ke dalam sirkulasi hanya sebentar 6- 24 jam.
Didalam sirkulasi, netrofil terbagi menjadi :
  1. berada di circulating pool
  2. berada di marginating pool ( melekat pada endothel pembuluh darah )
Netrofil secara bebas dapat memasuki jaringan tubuh, yang selanjutnya dikeluarkan ke dalam saliva, sekresi usus atau mati dihancurkan didalam jaringan.  Jadi netrofil sekali masuk kedalam jaringan tidak dapat masuk kembali kedalam sirkulasi.

Jumlah
Normal, sebanyak 50-70 % (beberapa buku menyebut ) dari total lekosit adalah netrofil.  Jumlah absolut,normal adalah 3000-6000/mm3.  Dalam keadaan patologis, jumlah tersebut dapat meningkat jauh lebih banyak.  Pada seseorang dengan 5 L darah terdapat 15 – 30 juta PMN yang beredar didalam sirkulasinya.  Oleh karena jumlah yang banyak tersebut, sehingga PMN lebih mudah dicari dibanding dengan jenis lekosit yang lain.

Struktur
Diameter  : sediaan segar 7 – 9 micron
                   Sediaan hapusan kering : 10 – 12 micron
Inti             : bentuknya sangat bermacam-macam ( polymorph )
Biasanya terdiri dari 2 – 5 lobi berbentuk ovoid tak teratur yang dihubungkan oleh benang halus yang tersusun oleh chromatin.  Pada keadaan fisiologis, sebagian besar sel mempunyai 3 lobi tetapi bila keadaan patologis banyak mengalami perubahan.

INTI SEGMENTED ( NETROFIL SEGMEN ) DAN NON SEGMENTED (STAB)
Pada hitung jenis, netrofil dibagi lagi berdasar deferensiasi inti menurut SCHILING yaitu
  1. Inti segmented : disebut netrofil segmented, bila terdiri dari beberapa lobi, dihubungkan oleh filamen yang terdiri dari chromatin dimana diameter filamen kurang dari 1/3 dari diameter lobus.  Bila lebih dari 5 lobi disebut hiper segmented yang menunjukkan bahwa sel tersebut sudah tua.  Dari kenyataan ini menunjukkan bahwa jumlah lobi akan bertambah dengan bertambahnya usia PMN atau jumlah lobi dapat dipakai sebagai petunjuk umum, sebanyak 57 % dari total lekosit.
  2. Inti non segmented, disebut netrofil stab, cirinya : inti memanjang berbentuk tapal kuda, sebanyak 4%.  Peningkatan secara relatif, jumlah stab netrofil disebut SHIFT TO THE LEFT, sedangkan peningkatan segmen netrofil disebut SHIFT TO THE RIGHT.  Keadaan shift to the right dianggap suatu pertanda baik karena ini berarti menunjukkan bahwa tidak ada lagi kebutuhan abnormal dari sumsum tulang untuk memproduksi sel netrofil muda.
Secara klinis, shift to the left dapat disebabkan oleh :
    Infeksi
    Toksemia
     Perdarahan akut
Shift to the right ( hipersegmented ) karena :
    Penyakit hati
    Anemia megaloblastic
     Herediter
Disamping itu, didalam inti tidak ada nucleoli, oleh karena sel sempurna/terminal.
Warna inti gelap.

Drum stick
Pada sediaan hapusan kering darah dari seorang wanita dapat dilihat adanya tambahan inti kecil, yang melekat pada inti induk/dasar melalui benang halus yang tersusun dari chromatin, yang disebut drum stick = corpusculum chromatin sexualis, yang ditemukan pertama kali oleh Davidson dan Smith.  Drum stick mungkin menggambarkan suatu sex chromosome.  Jumlahnya sekitar 3 % dari seluruh netrofil, atau ada yang mengatakan jumlahnya 1 dari setiap 36 netrofil wanita.

Cytoplasma
Mengandung granula spesifik dan non spesifik ( azurofilik ).  Granula spesifik : sangat kecil dan halus, afinitas terhadap zat warna rendah ( netral, netrofilik ), oleh sebab itu disebut Netrofil.  Pada spesies lain, misalnya kelinci dan marmot, bersifat asam.  Oleh karena reaksi pewarnaan dari berbagai species berbeda, netrofil lebih sering disebut HETEROFIL.  Oleh karena granula spesifik pada manusia mempunyai afinitas terhadap pewarnaan rendah, maka warnanya merah pucat/violet, yang sukar dibedakan dengan cytoplasma.  Granula spesifik tersebut adalah lisosom, yang mengandung enzym alkali fosfatase dan beberapa bahan anti bakteri yang disebut fagositin, sedikit / tidak mengandung hydrolase.
Granula azurofilik
Jumlahnya hanya sedikit, ukuran lebih besar dengan pewarnaan  Wright yang berwarna reddish purple = ungu kemerahan atau azure (oleh sebab itu disebut azurofilik granule).  Didalam granula azurofilik mengandung enzym-enzym lisosome yaitu myeloperoxidase dan hydrolase. 
Netrofil yang telah masak ( mature ), didalam sitoplasmanya mengandung : sedikit granular endoplasmic reticulum, free ribosome, beberapa mitochondria, sisa-sisa golgi apparatus dan sedikit tetes glycogen.

Peran / fungsi
Netrofil berfungsi dalam pertahanan tubuh yang pertama kali dengan cara melakukan diapedesis, artinya meninggalkan kapiler menembus sela-sela endothel masuk kedalam jaringan untuk melakukan phagositosis dan menghancurkan bakteri-bakteri yang memasuki tubuh.  Hal ini terbukti bahwa pada infeksi dengan bakteri, jumlah netrofil meningkat (netrofilia).

EOSONOFIL = ACIDOFIL LEUKOSIT
Sel eosinofil terbentuk didalam  sumsum tulang dalam waktu 3 – 6 hari, berada didalam sirkulasi darah kurang dari 1 jam dan hidup didalam jaringan selama 8-12 jam.
Jumlah   :  1 -4 % dari total lekosit.
Ukuran   :  diameter agak lebih besar daripada netrofil, dalam sediaan segar 9-10 micron, sedang pada sediaan hapusan kering 12-14 micron.
Inti          :  biasanya 2 lobi, yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit, warna cukup gelap, nucleoli tak tampak.
Cytoplasma khas mengandung :
Granula spesifik (GS) bulat, uniform,lebih besar daripada netrofil yang tercat kuat dengan pewarnaan asam.  Oleh sebab itu disebut acidofil, tersebar rata diseluruh sitoplasma.  GS adalah merupakan lisosome yang mengandung peroxidase dan enzym hydrolitic seperti asam fosfatase.  Terdapat granula azurofilik yang mengandung histamine, aril sulfatase.

Fungsi :
Eosinofil hanya mempunyai daya fagositosis yang sangat terbatas, yaitu terhadap kompleks antigen-antibody.  Zat/enzym yang terkandung didalam GS berguna untuk mentransfer berbagai substansi yang dikeluarkan oleh basofil (mast cell ) sehingga dapat dikurangi hebatnya gejala-gejala alergi.  Disamping itu eosinofil juga mengandung fibrinolysin yang diduga menjaga darah tetap cair.


BASOFIL
Jenis lekosit ini sukar dicari dalam darah manusia karena jumlahnya sedikit, kurang lebih 0,5 – 1 % dari total lekosit.
Ukuran   :  kira-kira sebesar netrofil, yaitu 7 – 9 micron pada keadaan segar dan 10 -12 micron pada keadaan segar dan 10 – 12 micron pada hapusan kering.
Inti          :  besar, tak teratur sering bengkok membentuk 2 lobi seperti huruf S atau U,                 mempunyai 2 penyempitan, warna lebih pucat daripada Eosinofil.
                  Nucleoli tidak ada.
Cytoplasma : GS paling besar, bulat, bermacam-macam ukuran.  Khas, GS ini menutupi inti sehingga bentuk inti kabur.  GS ini larut dalam air, sehingga sebagian larut atai tidak dijumpai pada sediaan rutin.  GS ini bersifat basofil dan  metachromatis serta mengandung histamin, heparin, serotonin.  Tidak seperti granuler lekosit yang lain, GS pada basofil ini bukan lisosome GA tidak ada.

Fungsi/peran:
Dinding basofil dan basofil jaringan (mast cell = mastosit ) mengandung reseptor immunoglobulin (Ig) E.  Apabila tubuh dimasuki antigen yang sesuai dengan Ig E tersebut, maka akan terjadi pelepasan bahan-bahan yang terkandung dalam granula seperti histamin, serotonin, Eosinophyl Chemoreseptor Factor of Anaphylaxis ( ECF-A), bradikinin dan lain-lain, yang akan menimbulkan reaksi alergi.

LIMFOSIT
Jumlah         : 20-35 % dari total lekosit
Bentuk          : bulat, didalam darah 6-8 micron walaupun ada beberapa yang berukuran lebih besar.  Sebagian besar limfosit berukuran hanya sedikit lebih besar dari erythrocyt.  Gambaran yang khas dari limfosit kecil adalah bahwa ia mempunyai inti yang relatif besar, dikelilingi oleh sitoplasma tipis.
Inti               : relatif besar, bulat dan biasanya menunjukkan identasi ( lekukan) kecil pada satu sisinya.  Khas, inti tampak tercat gelap oleh karena chromatin membentuk gumpalan padat.  Nucleolus tidak tampak.
Sitoplasma   : sedikit, mengitari inti, homogen dan bersifat basofil olh karena konsentrasi ribosome diseluruh sitoplasma.  Sifat basofilik ini menyebabkan sitoplasma berwarna biru muda/biru langit (sky blue).  Didalam sitoplasma kadang-kadang dijumpai azurofilik granule keunguan dan tidak dijumpai granula spesifik.
Beberapa limfosit yang beredar dalam sirkulasi darah dapat mencapai sebesar 10-12 micron.  Ukuran yang besar ini terutama karena jumlah sitoplasma yang lebih banyak.  Sel-sel ini kadang-kadang disebut limfosit sedang yang dapat ditemukan didalam darah dalam prosentase kecil.  Beberapa dari sel yang lebih besar merupakan intermediate antara limfosit dan monosit.  Sel-sel yang besar karena limfosit besar hanya didapatkan di limfonodi dan sumsum tulang dan hanya tampak didalam darah tepi pada keadaan patologis.  Limfosit besar ini dibedakan dengan adanya inti yang vesicular dan nucleoli yang menonjol.

Limfosit T dan B   
Didalam darah tepi limfosit terdiri dari :
 80 % limfosit T, tampak lebih kecil, berusia panjang antara 100 -200 hari.
 20 % limfosit B, tampak berukuran sedang dan besar, berusia pendek antara 100- 20 hari.
Sebagian kecil baik limfosit B maupun T dapat mencapai umur 5 tahun.  Limfosit dapat bergerak keluar dari pembuluh darah kedalam jaringan tetapi juga dapat kembali lagi ke darah.

Fungsi limfosit :
Merupakan tulang punggung imunologi tubuh yaitu :
  1. Immunitas cellular, terutama dipegang oleh limfosit T, misalnya penolakan terhadap transplantasi jaringan.
  2. Immunitas humoral, terutama dipegang oleh limfosit B dengan bentuk immunoglobulin (Ig) G, IgA, Ig M, Ig E dan Ig D.  Masing-masing limfosit hanya membentuk satu Ig.  Dalam membuat antibody (Ig). Limfosit B akan mengalami transformasi menjadi sel plasma.

MONOSIT
Jumlah  : 3 – 7 % dari seluruh lekosit.
Monosit merupakan sel terbesar diantara lekosit dalam darah, karena dalam keadaan segar diameternya 9 – 12 micron sedang pada hapusan mencapai 17 micron.
Inti  : berbentuk ovoid, tapal kuda, ginjal, huruf U dan terletak dipinggir (exentris).  Inti tampak pucat (transparan) oleh karena chromatin halus dan tersebar rata.  Nucleoli berjumlah 1 – 3 tetapi jarang tampak pada hapusan darah.
Sitoplasma :
Tidak jernih biru pucat seperti limfosit tetapi biru keunguan (grayish-blue).  Terdapat granula azurophilic ukuran kecil dan tersebar.
Sebagian besar (50%) monosit terdapat didalam hati sedangkan 50% lainnya tersebar keseluruh tubuh lain misalnya limpa, paru, jaringan ikat, rongga tubuh.  Tugas utama monosit didalam jaringan (dalam bentuk makrophage), sedangkan keberadaannya didalam darah hanya untuk penyebaran saja.  Monosit yang keluar dari sirkulasi darah akan mengalami perubahan menjadi makrophage.

Fungsi monosit (machrophage)
  1. memegang peran dalam proses imunologi, yang memproses berbagai antigen.
  2. sebagai sel phagocyte yang memphagocyte organisme yang masuk.
  3. mempengaruhi proliferasi sel-sel darah lain (erythrocytedan limfosit).


TROMBOSIT = BLOOD PLATELET = KEPING-KEPING DARAH :
Akhiran SIT pada trombosit mempunyai arti sel.  Tetapi kata ini kurang tepat karena trombosit bukan sel sebenarnya tetapi merupakan fragmen/pecahan sitoplasma dari sel-sel besar yang disebut megakaryosit.  Keping-keping darah merupakan protoplasma berbentuk cakram berukuran kecil yang tidak berwarna pada darah yang sedang mengalir.  Diameternya 2 – 5 mikron, jumlahnya biasanya antara 150.000 – 300.000 per milimeter 3 barah.  Jumlahnya sangat sukar dihitung karena mereka melekat satu sama lain dari semua sisi permukaannya segera setelah darah dikeluarkan dari pembuluh darah.  Pada vertebrata tingkat rendah darahnya mempunyai inti, dan disini tepat bila disebut trombosit.  Platelet berbentuk bulat/ovoid pada keadaan datar/flat, tetapi bila dilihat profilnya tampak berbentuk kumparan atau batang.  Pada pewarnaan menunjukkan adanya dua daerah pada platelet yaitu :
  1. bagian tepi  : hyalomere : warna biru muda, jernih/pucat, tampak homogen.  Dengan EM tampak homogen, mengandung banyak microtubule dan microfilamen didalam sitoplasmanya, berperan untuk pembentukan pseudopodia untuk bergerak dan melekatkan diri.
  2. bagian tengah/pusat = granulomere : terdapat granula-granula berwarna ungu oleh karena sifatnya yang sangat basofilik.  Dengan EM dan analisa biokimia terbukti bahwa granula ini mengandung enzym seperti lisosome yaitu fosfatase asam dan beta glucoronidase.  Seperti dikatakan bahwa platelet merupakan pecahan dari sel raksasa di sumsum tulang yang disebut megakaryoblast.

Fungsi :
Platelet mempunyai beberapa peranan didalam fungsi hemostasis.
  1. membantu proses pembekuan darah.
  2. didalam granula juga mengandung serotonin, suatu bahan yang menyebabkan kontraksi otot polos di dalam pembuluh darah kecil yang dilepaskan pada waktu perdarahan.
  3. melakukan fagositosis terhadap virus, bakteri dan partikel kecil lain walaupun tak sekuat fagositosis lain.






0 comments:

Posting Komentar

Bagi yang mau komentar dipersilahkan..