Pendahuluan
- Nikotin di Dalam Tubuh Manusia.
- Kulit
- Paru-paru
- Mucous membranes (maaf, saya tidak tau bahasa indonesianya, tapi contoh mucous membran misalnya pada bagian dalam mulut, atau lapisan dalam hidung kita)
- Bagaimana tubuh memproses Nikotin?
- Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar 80% nikotin akan menjadi Kotinin.
- Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam paru-paru. Disini, Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida.
- Kotinin dapat dikeluarkan melalui urin. Itulah mengapa, urin seorang perokok akan menimbulkan bau yang sangat tajam. Kotinin memiliki waktu paruh 24 jam. Artinya, 24 jam setelah merokok, zat kotinin dalam tubuh akan tersisa setengahnya.
Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh tiap individu dapat berbeda satu sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan membuat organ hati menjadi kurang efektif dalam mencerna Nikotin. Akibatnya, kadar Nikotin dalam darah masih berada pada level yang tinggi. Perokok dengan kelainan fungsi enzyme ini, biasanya merokok lebih sedikit namun merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari perokok lain pada umumnya.
Saat seseorang menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap dalam tubuh (darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin lebih dikenal sebagai hormon “Fight or Flight”. Jika anda mencintai film horror, atau sangat suka dengan roller-coaster, pasti sangat familiar sekali dengan efek Adrenalin ini, yang juga akan anda alami saat merokok:
- Efek dari Nikotin.
- Detak jantung yang sangat cepat
- Meningkatnya tekanan darah
- Tarikan nafas yang berat dan cepat
Saat adrenalin dilepas tubuh kita pun akan melepaskan cadangan glukosa ke dalam darah. Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa dalam darah. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu tingginya kadar gula dalam darah. Inilah alasan kenapa saat merokok, seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama berjam-jam. Lebih banyak dijumpai perokok yang berbadan kurus dibandingkan perokok yang kelebihan berat badan.
Dalam jangka panjang, Nikotin dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, mengakibatkan si perokok, walaupun sudah lama berhenti merokok, sangat rentan terhadap serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Di dalam otak, sebagai respon terhadap Nikotin, otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih tepat disebut sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine. Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria. Terkadang, merokok (endorphin) dapat menstimulus sex anda.
- Ketagihan dan Berhenti Merokok
- Psykologis – Seseorang perokok, karena ketagihan, tetap akan merokok dan merokok, walaupun sangat tahu akan bahaya merokok bagi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
- Fisiologis – Para ahli syaraf menyatakan, karena merokok men-stimulus system syaraf sehingga si perokok merasa nyaman dan relax, maka si perokok akan mengulanginya lagi dan lagi demi mendapatkan perasaan nyaman tersebut
Sialnya, efek Nikotin berbanding lurus dengan dosis yang digunakan. Setelah beberapa lama merokok, seseorang akan melewati batas toleran, artinya, jika sebelumnya butuh 1 batang rokok perhari untuk merasa nyaman, maka, setelah merokok selama satu bulan, ia akan membutuhkan 2 batang rokok per hari untuk merasakan kembali perasaan nyaman tersebut dan bertambah di bulan berikutnya.
Lantas, apa yang terjadi, saat seorang perokok tiba-tiba berhenti merokok seketika? Saat mengkonsumsi Nikotin, fungsi otak dan tubuh akan berubah, beradaptasi sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh Nikotin. Sebagai contoh, otak akan beradaptasi, memperbanyak atau mengurangi jumlah sel syaraf reseptor akibat dari adanya Nikotin. Saat berhenti merokok, efek fisiologis ini tetap tertinggal dalam otak. Akibatnya, tubuh (otak) bereaksi dan tidak bisa berfungsi dengan baik selayaknya ketika Nikotin masih berada dalam tubuh. Umumnya, seseorang yang mencoba berhenti mengkonsumsi Nikotin, akan mengalami gejala berikut:
- Irritabilitas, biasanya menjadi lebih sensitif dan mudah marah
- Gampang cemas dan merasa depresi
- Dan tentu saja, kebutuhan yang amat-amat sangat terhadap Nikotin
Dalam beberapa bulan pertama sejak berhenti mengkonsumsi Nikotin (baca: merokok), gejala dan efek fisiologis akan berkurang sedikit demi sedikit. Namun, bagi seorang perokok, satu hari tanpa rokok, ibarat tertusuk jarum neraka. Itulah mengapa, hanya kurang dari 3% yang berhasil untuk benar-benar tidak merokok lagi.
Pengeluaran adrenalin akan meningkatkan kerja jantung, aliran darah, dan pernafasan, serta meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Pada dosis yang tinggi nikotin menghambat nicotinic acetylcholine receptor, hanya sebagai toxicity dan efektif untuk insektisida.
Saya dan teman penah mengadakan percobaan efek nikotin terhadap hewan coba (mencit putih), kami menggunakan beberapa batang rokok untuk mendapatkan sari nikotin, percobaan dilakukan dengan cara pemberan oral dan inhalasi dengan mengkondisikan hewan coba di dalm ruangan yang diberi asap rokok. Data terlampir di bawah.
Ini disebabkan bahwa efek nikotin sebagai penstimuli pengeluaran adrenalin pada medulla adrenal dan menstimuli pengeluaran dopamine pada otak. Nikotin menempel pada nicotinic acetylcholine reseptor sehingga menstimuli pengeluaran adrenalin (nore/epineprin) dengan mengaktifkan pembukaan canal Ca+ sehingga Ca bisa masuk yang berujung pada stimulasi depolarisasi, inilah awal dari pengeluaran adrenalin. Neurotransmitter tersebut kemudian menempel pada postganglion yang akan menibulkan efek adrenergic berupa meningkatkan adenilat siklase yang kemudian meningkatkan kerja jantung, aliran darah, dan pernafasan, serta meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Ini yang menyebabkan pada mencit menderita takikardi dan terengah-engah.
Karena nikotin mudah masuk atau menembus sawar dara otak maka perangsangan pada saraf otak akan menstimulasi pengeluaran dopamine. Seperti pada neurotransmitter yang lainnya dopamine menempel pada reseptor dopaminergik dan adrenergic. Penempelan tersebut dapan meningkatkan kontraksi dari otot miokard dan dilatasi pembuluh darah.
Kematian yang diderita oleh hewan coba menunjukan bahwa nikotin mempunyai efek toksik jika digunakan dosis tinggi. Karena pada tembakau dalam kehidupannya menggunakan nikotin sebagai insektisida yaitu menghindari gangguan-gangguan dari luar.
Dari pembahasan tersebut tidak heran kalau manusia mengalami efek yang dirasakan berbeda setelah menkonsumsi tembakau, yaitu berupa efek dapat meningkatkan aktifitas, dan fit setelah menkonsumsinya, bahkan orang sering menggunakan rokok sebagai teman buang air besar, karena dapat menstimulasi otot usus dan rectum untuk membantu pengeluaran.
- Farmakodinamik,
- Pada Kelenjar Adrenal,
- Pada CNS,
Cara oral
Kelompok | Jumlah rokok | Kadar nikotin (gr/50 ml) | Berat mencit (gr) | Waktu timbul efek | Efek yang terlihat | Waktu mati |
1 | 1 | 2,0867 | 20 | 1,5 menit | Kejang, takikardi | 3,5 menit |
2 | 2 | 4,3602 | 19 | 1 menit | Takikardi, oleng , pusing | 3 menit |
Pemberian nikotin secara inhalasi
Berat mencit (gr) | Waktu timbul efek | Efek yang terlihat | Waktu mati |
27 | 1.5 menit | Sesak, takikardi kejang | 7, 35 menit |
30 | 5 menit | Mata berair Takikardi, kejang dan sesak | 10 menit |
1 comments:
terus kus lanjutkan.
Sambil di ping jg donk blog n artikelnya biar gk cuma posting z, tp jg gampang d search oleh google.
Posting Komentar
Bagi yang mau komentar dipersilahkan..