Soto Kudus adalah soto yang berasal dari Kudus. Soto Kudus terdapat dua jenis soto ayam dan soto kerbau. Soto Kudus cenderung berasa manis dan sedikit lebih encer.
Jepara bukan hanya kota dengan kerajinan ukirnya atau dengan ikon pahlawan R. A. Kartini tetapi kota ini juga menyimpan keindahan pantainya, salah satunya yaitu pantai Tirta Samudra atau biasa disebut pantai Bandengan (sekitar 7 km di utara pusat kota Jepara) Kabupaten Jepara Jawa Tengah Indonesia.
Waktu tidur yang cukup sangat diperlukan agar tubuh punya waktu untuk melakukan recovery sehingga punya kekuatan untuk menjalankan aktivitas seharian keesokan harinya.
Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
Indonesia kini resmi menggunakan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk menyiapkan pola hidup sehat masyarakat Indonesia dalam menghadapi 'beban ganda masalah gizi', yaitu ketika kekurangan dan kelebihan gizi terjadi secara bersama.
Penyakit ini disebabkan oleh suatu bakteri gram positif yang disebut Baccilus anthracis, yang biasanya menyerang hewan seperti sapi, kuda, kambing dsb. Manusia dapat tertular penyakit ini bila :
Mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri yang masih hidup seperti daging hewan sakit yang dimasak kurang sempurna, atau spora dari bakteri tsb.
Bersentuhan dengan bahan/produk (daging, darah, dsb) yang berasal dari hewan sakit tersebut, terutama bila ada luka pada kulit, sekalipun luka yang sangat kecil (mikroskopis).
Menghirup spora melalui udara pernafasan.
Manisfestasi Klinik
Ada tiga bentuk manifestasi penyakit anthrax, yaitu :
Anthrax kulit, bila penularan melalui kulit atau selaput lendir. Timbul bercak kemerahan pada daerah kulit yang cepat berubah menjadi bintil atau benjolan yang berair dengan warna ungu kehitaman di bagian tengahnya. Kulit disekitarnya membengkak dan muncul bintil-bintil baru, kelenjar getah bening di sekitarnya membesar. Benjolan bagian tengah kemudian akan mengalami necrosis dan pecah. Penderita mengalami lesu, demam, sakit kepala mual dan muntah. Bila kuman sudah menjalar melalui pembuluh darah maka akan terjadi sepsis.
Anthrax paru-paru, bila penularan melalui udara pernafasan. Penderita akan mengalami demam, sakit kepala dan lemah dan sesak nafas. Pada pemeriksaan paru-paru menunjukkan suatu pneumonia.
Anthrax sepsis, merupakan kelanjutan dari kedua bentuk di atas, atau kadang-kadang terjadi secara langsung tanpa melalui bentuk-bentuk di atas. Penderita jadi berkeringat, sianosis dan syok. Pada kasus tertentu dapat sampai mengalami radang selaput otak (meningitis hemorhagika).
Gejala klinis dan kelainan paru-paru pada foto rontgen, dipastikan dengan ditemukannya kuman penyebab atau sporanya di dalam dahak atau di dalam bahan dari kelainan di kulit atau darah penderita pada pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan.
Dengan tersedianya antibiotika, saat ini prognosisnya sangat baik, dokter akan memilih obat antibiotik yang paling tepat untuk setiap kasus.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika
Pencegahan.
Membakar bagian-bagian tubuh hewan yang diduga terjangkit penyakit itu, menghindari bersentuhan dengan bagian-bagian atau produk dari hewan sakit tersebut dan menghindari menghirup spora anthrax (contoh: menggunakan masker di udara yang diduga mengandung spora bakteri anthrax.
Bersin bisa muncul setiap saat seperti ketika sedang membersihkan rumah, flu atau terkena udara dingin. Tapi ada fakta lain yang belum banyak diketahui orang mengenai bersin. Beberapa orang bisa saja bersin setiap hari sementara orang lain hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Bersin adalah salah satu cara tubuh untuk mengeluarkan benda-benda asing dari hidung yang dapat menyebabkan iritasi seperti debu, tepung, bakteri atau virus. Tapi proses bersin ini tidak semudah yang dipikirkan orang, karena tetap saja melibatkan banyak organ dan fungsi dari dalam tubuh.
Seperti dikutip dari Fitsugar, Kamis (4/2/2010) ada 5 fakta yang berhubungan dengan fenomena bersin ini yaitu:
1. Olahraga bisa membuat orang bersin.
Ketika orang berlatih terlalu keras dan napas menjadi berat, maka secara otomatis bagian mulut dan hidung menjadi kering. Akibatnya bagian dalam tubuh akan bereaksi dengan meneteskan air sehingga memicu orang untuk bersin.
2. Kecepatan bersin sangat tinggi.
Saat seseorang bersin, maka lendir atau benda-benda asing yang ada di mulut dan hidung akan keluar dengan kecepatan 100 mil per jam. Saat bersin biasanya mengeluarkan 100.000 kuman ke udara, karena itu sebaiknya menutup hidung dan mulut dengan tangan atau liputan siku ketika bersin agar tidak membahayakan orang disekitar.
3. Orang tidak akan bersin saat sedang tidur.
Seseorang tak perlu khawatir akan terbangun saat tidur akibat bersin. Ini dikarenakan saat sedang tidur, saraf bersin juga akan beristirahat.
4. Terkena matahari bisa menyebabkan bersin.
Sekitar 1 dari 3 orang akan bersin saat terkena sinar matahari cerah. Sensitifitas terhadap cahaya matahari dipengaruhi oleh faktor genetik.
5. Seks bisa memicu bersin.
Rangsangan yang terjadi pada sistem saraf parasimpatik ternyata tidak hanya memberikan sinyal pada seseorang untuk menikmati seks, karena pada beberapa orang hal ini juga bisa memicu bersin setelah hubungan seks selesai.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suat penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas di konfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Di Indonesia pada bulan Januari 2004 di laporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa (terutama di Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat). Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Pada bulan Juli 2005, penyakit flu burung telah merenggut tiga orang nyawa warga Tangerang Banten.
Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat mewaspadai adanya penyakit
flu burung, namun tidak perlu sampai timbul kepanikan.
1. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiridari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C.
Virus akan mati pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
2. Gejala
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a.Gejala pada unggas.
-Jengger berwarna biru
-Borok dikaki
-Kematian mendadak
b.Gejala pada manusia.
-Demam (suhu badan diatas 38o C)
-Batuk dan nyeri tenggorokan
-Radang saluran pernapasan atas
-Pneumonia
-Infeksi mata
-Nyeri otot
3. Masa Inkubasi
-Pada Unggas : 1 minggu
-Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
4. Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang
mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia dan menular melalui makanan.
5. Pencegahan
a. Pada Unggas:
1.Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2.Vaksinasi pada unggas yang sehat
b. Pada Manusia :
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang)
a.Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b.Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksi flu burung.
c.Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d.Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e.Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f.Imunisasi.
2. Masyarakat umum
a.Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
b.Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
-Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)
-Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit.
6. Pengobatan
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah:
1.Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2.Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3.Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4.Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
7. Tindakan Departemen Kesehatan
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, Departemen Kesehatan mengambil beberapa tindakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.Melakukan Investigasi pada pekerja, penjual dan penjamah produk ayam di beberapa daerah KLB flu burung pada ayam di Indonesia (untuk mengetahui infeksi flu burung pada manusia)
b.Melakukan monitoring secara ketat terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan orang yang diduga terkena flu burung. hingga terlewati dua kali masa inkubasi yaitu 14 hari.
c.Menyiapkan 44 rumah sakit di seluruh Indonesia untuk menyiapkan ruangan observasi terhadap pasien yang dicurigai mengidap Avian Influenza.
d.Memberlakukan kesiapsiagaan di daerah yang mempunyai resiko yaitu provinsi Jabar, DKI Jakarta dan Banten serta membentuk POSKO di Ditjen PP & PL dengan nomor telepon/fax: (021) 425 7125
e.menginstruksikan kepada Gubernur pemerintah propinsi untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjangkitnya flu burung di wilayah masing-masing
f.Meningkatkan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat dan membangun jejaring kerja dengan berbagai pihak untuk edukasi terhadap masyarakat agar masyarakat tetap waspada dan tidak panik
g.Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan departemen pertanian dan pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan flu burung
h.mengumpulkan informasi yang meliputi aspek lingkungan dan faktor resiko untuk mencari kemungkinan sumber penularan oleh tim investigasi yang terdiri dari Depkes, Deptan dan WHO.
Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan (malaise) dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan.
PENYEBAB
Virus influenza tipe A atau B.
Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita.
GEJALA
Influenza berbeda dengan common cold.
Gejalanya timbul dalam waktu 24-48 jam setelah terinfeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba.
Kedinginan biasanya merupakan petunjuk awal dari influenza.
Pada beberapa hari pertama sering terjadi demam, bisa sampai 38,9-39,4?Celsius.
Banyak penderita yang merasa sakit sehingga harus tinggal di tempat tidur; mereka merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di punggung dan tungkai. Sakit kepala seringkali bersifat berat, dengan sakit yang dirasakan di sekeliling dan di belakang mata. Cahaya terang bisa memperburuk sakit kepala.
Pada awalnya gejala saluran pernafasan relatif ringan, berupa rasa gatal di tenggorokan, rasa panas di dada, batuk kering dan hidung berair. Kemudian batuk akan menghebat dan berdahak. Kulit teraba hangat dan kemerahan, terutama di daerah wajah. Mulut dan tenggorokan berwarna kemerahan, mata berair dan bagian putihnya mengalami peradangan ringan. Kadang-kadang bisa terjadi mual dan muntah, terutama pada anak-anak.
Setelah 2-3 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam berlangsung sampai 5 hari. Bronkitis dan batuk bisa menetap sampai 10 hari atau lebih, dan diperlukan waktu 6-8 minggu ntuk terjadinya pemulihan total dari perubahan yang terjadi pada saluran pernafasan.
KOMPLIKASI
Influenza merupakan penyakit serius, tetapi sebagian besar penderita akan kembali sehat dalam waktu 7-10 hari. Komplikasi bisa memperberat penyakit ini. Resiko tinggi terjadinya komplikasi ditemukan pada penderita yang sangat muda, usia lanjut dan penderita penyakit jantung, paru-paru atau sistem saraf.
Kadang influenza menyebabkan peradangan saluran pernafasan yang berat disertai dahak berdarah (bronkitis hemoragik). Komplikasi yang paling berat adalah pneumonia virus; yang bisa berkembang dengan segera dan menyebabkan kematian dalam waktu 48 jam. Pneumonia virus kemungkinan akan terjadi selama wabah influenza A. Komplikasi lainnya dalah pneumonia bakteri yang terjadi karena adanya ganguan dalam kemampuan paru-paru untuk melenyapkan atau mengendalikan bakteri di dalam saluran pernafasan.
Meskipun sangat jarang terjadi, virus influenza jgua dihubungkan dengan peradangan otak (ensefalitis), jantung (miokarditis) atau otot (miositis). Ensefalitis bisa menyebabkan penderita tampak mengantuk, bingung atau bahkan jatuh dalam keadaan koma. Miokarditis bisa menyebabkan murmur jantung atau gagal jantung.
Sindroma Reye merupakan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal, yang terjadi terutama pada anak-anak selama wabah influenza B. Sindroma Reye terutama terjadi jika anak-anak mendapatkan aspirin atau obat yang mengandung aspirin.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Beratnya penyakit dan adanya demam tinggi membedakan influenza dari common cold. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pembiakan virus dari sekret penderita.
PENGOBATAN
Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan. Tirah baring sebaiknya dilakukan segera setelah gejala timbul sampai 24-48 setelah suhu tubuh kembali normal.
Untuk penyakit yang berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofenn, aspirin, ibuprofen atau naproksen. Kepada anak-anak tidak boleh diberikan aspirin karena resiko terjadinya sindroma Reye.
Obat lainnya yang biasa diberikan adalah dekongestan hidung dan penghirupan uap.
Jika segera diberikan pada infeksi influenza A yang belum mengalami komplikasi, obat rimantadin atau amantadin bisa membantu mengurangi lama dan beratnya demam serta gejala pernafasan. Ribavirin (dalam bentuk obat hirup atau tablet) mampu memperpendek lamanya demam dan mempengaruhi kemampuan virus untuk berkembangbiak, tetapi pemakaiannya masih bersifat eksperimental. Ribavirin bisa diberikan untuk meringankan gejala pneumonia virus.
Infeksi bakteri sekunder diobati dengan antibiotik. Pneumonia bakteri karena pneumokokus, bisa dicegah dengan memberikan vaksin yang mengandung pneumokokus. Tetapi vaksin ini tidak diberikan kepada seseorang yang telah menderita influenza.
PENCEGAHAN
Seseorang yang pernah terkana virus influenza, akan membentuk antibodi yang melindunginya terhadap infeksi ulang oleh virus tertentu. Tetapi cara terbaik untuk mencegah terjadinya influenza adalah vaksinasi yang dilakukan setiap tahun.
Vaksin influenza mengandung virus influenza yang tidak aktif (dimatikan) atau partikel-partikel virus.
Suatu vaksin bisa bersifat monovalen (1 spesies) atau polivalen (biasanya 3 spesies). Suatu vaksin monovalen bisa diberikan dalam dosis tinggi untuk melawan suatu jenis virus yang baru, sedangkan suatu vaksin polivalen menambah pertahanan terhadap lebih dari satu jenis virus.
Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang bisa melindungi terhadap influenza A saja. Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi-yang belum menerima vaksinasi. Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8 minggu. Obat ini bisa menyebabkan gelisah, sulit tidur dan efek samping lainnya, terutama pada usia lanjut dan pada penderita kelainan otak atau ginjal.
Pendahuluan
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes agepty.
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak,remaja dan orang dewasa dengan tanda yang paling sering berupa demam, nyeri pada otot,dan nyeri sendi.
Apa yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah?
Penyebab : Virus Dengue
Pembawa : Nyamuk Aedes aegepty
Tempat Berbiak : Air bersih, tergenang, teduh gelap Terbang 200-250 meter
Demam Berdarah adalah salah satu penyakit di daerah tropis yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti (betina). Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari, gigitan nyamuk itu sendiri lebih dari satu kali. Demam Berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang biak di dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got / comberan yang berair kotor.Virus dengue penyebab DBD termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali, yaitu 35-45 mm.
Gejala apa yang dapat kita temukan pada penderita Demam Berdarah?
Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita.
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgias dan arthralgias) dan ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Gejala klinis demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Gejala klinis demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa demam disertai ruam-ruam makulopapular. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan atau demam tinggi (>39 derajat C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah dan ruam-ruam. Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva
TINGKAT DEMAM BERDARAH
Berdasarkan Gejalanya Demam Berdarah dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :
Derajat I : Demam diikuti gejala tidak spesifik. Satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes tourniquet yang positif atau mudah memar.
Derajat II : Gejala yang ada pada tingkat I ditambah dengan perdaraKegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah.
Derajat III : Gejala yang ada pada tingkat I ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa. Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam. Setelah demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah. Penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin, dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi.
Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera ditangani. Kondisi yang buruk bisa segera ditangani dengan diagnosa dini dan pemberian cairan pengganti. Trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah dapat dideteksi sebelum demam turun dan terjadi syok.
Bila tidak segera ditangani penderita akan meninggal dalam 12 - 24 jam. Dengan pemberian cairan pengganti, kondisi penderita akan segera membaik. Pada syok yang berat sekalipun, penderita akan membaik dalam 2-3 hari. Tanda-tanda adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup dan kembalinya nafsu makan. Syok yang tidak dapat diatasi biasanya berhubungan dengan keadaan yang lain seperti asidosis metabolik perdarahan hebat di saluran cerna atau organ lain. Perdarahan yang terjadi di otak akan menyebabkan penderita kejang dan jatuh dalam keadaan koma.
Patogenesa
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Di dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus Dengue adalah APC (Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena (Harikushartono et al., 2002). Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC (Antigen Precenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemaglutinasi, antibodi fiksasi komplemen. Penyakit infeksi virus Dengue merupakan hasil interaksi multifaktorial yang pada saat ini mulai diupayakan memahami keterlibatan faktor genetik pada penyakit infeksi virus, yaitu kerentanan yang dapat diwariskan. Konsep ini merupakan salah satu teori kejadian infeksi berdasarkan adanya perbedaan kerentanan genetik (genetic susceptibility) antar individu terhadap infeksi yang mengakibatkan perbedaan interaksi antara faktor genetik dengan organisme penyebab serta lingkungannya.
Patofisiologi primer DBD dan Dengue Shock Syndrom (DSS) adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang diikuti kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah (Gambar 2.1). Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, yang didukung penemuan post mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi. Patogenesis DBD masih kontroversial dan masing-masing hanya dapat menjelaskan satu atau beberapa manifestasi kliniknya dan belum dapat menjelaskan secara utuh keseluruhan fenomena. Beberapa teori tentang patogenesis DBD adalah The Secondary Heterologous Infection Hypothesis, Hipotesis Virulensi Virus, Teori Fenomena Antibodi Dependent Enhancement (ADE), Teori Mediator, Peran Endotoksin, dan Teori Apoptosis.
PENCEGAHAN dan PENGOBATAN
Pengobatan.
Untuk mengatasi demam sebaiknya diberikan parasetamol. Salisilat tidak digunakan karena akan memicu perdarahan dan asidosis. Parasetamol diberikan selama demam masih mencapai 39 0 C, paling banyak 6 dosis dalam 24 jam.
Gejala-gejala awal yang biasa ditemukan pada orang yang terkena demam berdarah antara lain:
- Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari
- Tampak lemah dan lesu
- Sering terasa nyeri di ulu hati
- Tampak bintik-bintik merah pada kulit
Apa yang harus dilakukan?.
Beri penderita minum yang banyak
Kompres dengan air es
Beri obat turun panas
Periksa ke dokter atau puskesmas
Penderita HARUS SEGERA DIRAWAT bila ditemukan gejala-gejala berikut :
- Denyut jantung meningkat - Kulit pucat dan dingin
- Denyut nadi melemah
- Terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat ngantuk atau tertidur terus menerus
- Urine sangat sedikit - Peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba
Pada tanda-tanda tersebut berarti penderita mengalami dehidrasi yang signifikan (>10% berat badan normal), sehingga diperlukan penggantian cairan segera secara intravena.
Cairan pengganti yang diberikan biasanya ringer laktat atau ringer asetat, larutan garam fisiologis dan glukosa 5%, plasma dan plasma substitute. Pemberian cairan pengganti harus diawasi selama 24 - 48 jam, dan dihentikan setelah penderita terrehidrasi, yang ditandai dengan jumlah urine yang cukup, denyut nadi yang kuat dan perbaikan tekanan darah. Infus juga harus diberikan kalau kadar hematokrit turun sampai 40% .
Bila pemberian cairan intravena diteruskan setelah tanda-tanda ini dicapai, akan terjad overhdrasi, mengakibatkan jumlah cairan berlebih dalam pembuluh darah, edema paru-paru dan gagal jantung. Oksigen diberikan pada penderita dalam keadaan syok
Pencegahan.
Sampai sekarang satu-satunya usaha pencegahan atau pengendalian dengue dan DHF adalah dengan memerangi nyamuk yang mengakibatkan penularan.
Aedes aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan manusia, seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat-tempat lain yang menampung air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah dan meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.
Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida (abatisasi) yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa waktu tertentu.
Di tempat yang sudah terjangkit Demam Berdarah dilakukan penyemprotan insektisida secara foging. Tapi efeknya hanya bersifat sesaat dan sangat tergantung pada jenis insektisida yang dipakai. Di samping itu partikel obat ini tidak dapat masuk ke dalam rumah tempat ditemukannya nyamuk dewasa. Untuk perlindungan yang lebih intensif, orang-orang yang tidur di siang hari sebaiknya menggunakan kelambu, memasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, menggunakan semprotan nyamuk di dalam rumah dan obat-obat nyamuk yang dioleskan.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B.ETIOLOGI
1.Virus
Type A
Type B
Type C
Type D
Type E
Metode transmisi
Fekal-oral melalui orang lain
Parenteral seksual, perinatal
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B
Fekal-
oral
Kepa-
rahan
Tak ikterik dan asimto- matik
Parah
Menyebar luas, dapat berkem-
bang sampai kronis
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut
Sama dengan D
Sumber virus
Darah, feces, saliva
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
Terutama melalui darah
Melalui darah
Darah, feces, saliva
1.Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
2.Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C.TANDA DAN GEJALA
1.Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2.Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4.Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
D.PATOFOSIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Laboratorium
a.Pemeriksaan pigmen - urobilirubin direk - bilirubun serum total - bilirubin urin - urobilinogen urine - urobilinogen feses
b.Pemeriksaan protein
-protein totel serum
-albumin serum
-globulin serum
-HbsAG
c.Waktu protombin
-respon waktu protombin terhadap vitamin K
d.Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
-AST atau SGOT
-ALT atau SGPT
-LDH
-Amonia serum
2.Radiologi
-foto rontgen abdomen
-pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
-kolestogram dan kalangiogram
-arteriografi pembuluh darah seliaka
3.Pemeriksaan tambahan
-Laparoskopi
-biopsi hati
F.KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1.Aktivitas
-Kelemahan
-Kelelahan
-Malaise
2.Sirkulasi
-Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
-Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3.Eliminasi
-Urine gelap
-Diare feses warna tanah liat
4.Makanan dan Cairan
-Anoreksia
-Berat badan menurun
-Mual dan muntah
-Peningkatan oedema
-Asites/Acites
5.Neurosensori
-Peka terhadap rangsang
-Cenderung tidur
-Letargi
-Asteriksis
6.Nyeri / Kenyamanan
-Kram abdomen
-Nyeri tekan pada kuadran kanan
-Mialgia
-Atralgia
-Sakit kepala
-Gatal ( pruritus )
7.Keamanan
-Demam
-Urtikaria
-Lesi makulopopuler
-Eritema
-Splenomegali
-Pembesaran nodus servikal posterior
8.Seksualitas
-Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2.Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3.Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
4.Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
6.Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C.INTERVENSI
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a.Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b.Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
R/adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya
c.Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
d.Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
e.Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
2.Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
a.Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri
R/nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
b.Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
-Akui adanya nyeri
-Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
c.Berikan informasi akurat dan
-Jelaskan penyebab nyeri
-Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
d.Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
3.Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
a.Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b.Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c.Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d.Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
4.Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
a.Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
b.Sarankan klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.
c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
d.Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan
e.Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
5.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
a.Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
-Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
-Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
b.Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi
c.Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
d.Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
6.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang diharapkan :
-Pola nafas adekuat
Intervensi :
a.Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen
b.Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c.Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran secret
d.Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
e.Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
7.Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan :
-Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a.Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
-Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau specimen
-Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
-Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
b.Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit
c.Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
d.Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi.